Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Komunikasi Verbal Dan Non Verbal”. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari
berbagai sumber dan refrensi.
Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang membaca
Kata
Pengantar................................................................................................................
Daftar
Isi........................,........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1.
Latar
Belakang.................................................................................................
1.2.
Rumusan Masalah...........................................................................................
1.3. Tujuan..............................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................................
2.1 Komunikasi Verbal..........................................................................................
2.2 Komunikasi Non
verbal...................................................................................
2.3 Perbedaan
Komunikasi Verbal dan Non Verbal...……………………………
2.4 Fungsi Komunikasi verbal dan Non verbal.....................................................
BAB III
PENUTUP................................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................
3.2
Saran................................................................................................................
DAFTARPUSTAKA......................................................................................................
Manusia adalah makhluk sosial. Mereka
hanya dapat hidup berkembang dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan
dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satu cara terpenting untuk
berhubungan dan bekerja sama dengan manusia adalah komunikasi.
Komunikasi merupakan salah satu aspek
terpenting bagi kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi
yang dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang
tidak dikenal sama sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi
kehidupan manusia, karena itu kita harus memberikan perhatian yang seksama
terhadap komunikasi.
Setiap orang selalu berupaya memahami
setiap peristiwa yang dialaminya. Orang memberikan makna terhadap apa yang
terjadi di dalam dirinya sendiri atau lingkungan sekitarnya. Terkadang makna
yang diberikan itu sangat jelas dan mudah dipahami orang lain, namun terkadang
makna itu sangat sulit dan tidak dapat dipahami. Bahkan bertentangan dengan
makna sebelumnya. Dengan memahami komunikasi maka orang dapat menafsirkan
peristiwa secara lebih fleksibel dan bermanfaat.
Komunikasi verbal ( verbal
communication ) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator
kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral).
Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide,
pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non
verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maupun pembaca ) bisa lebih
mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan. Contoh : komunikasi verbal melalui
lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang berbicara
melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan
cara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian
informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar,
grafik dan lain-lain.
Komunikasi non verbal ( non
verbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak komunikasi verbal
tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi
non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal,
orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu hal tentang berbagai macam
persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam
perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa
membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus
memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.Bentuk komunikasi non verbal
sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi,
simbol-simbol, pakaian seragam, warna dan intonasi suara.
Berdasarkan latar belakang di atas, kami menyusun rumusan
masalah sebagai berikut:
1.
Apa itu komunikasi
verbal?
2.
Apa itu komunikasi non
verbal?
3.
Apa perbedaan
komunikasi verbal dan nonverbal?
4.
Apa fungsi komuikasi
verbal dan nonverbal?
1.
Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari komunikasi
vebal dan nonverbal
2.
Agar mahasiswa
dapat mengetahui perbedaan antara komunikasi verbal dan verbal
3.
Agar mahasiswa
dapat mengetahui fungsi dari komunikasi verbal dan noverbal
1.
Memberi tahu tentang apa yang dimaksud
dengan komunkasi verbal dan non verbal.
2.
Memberi tahu tentang perbedaan
komunikasi verbal dan non verbal.
3.
Memberi tahu tentang fungsi dari
komunikasi verbal tersebut.
2.1.
Pengertian Komunikasi Verbal
Komunikasi
verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, dalam bentuk lisan maupun
tulisan komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia.
Melalui kata-kata, mereka mengungkapan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan,
atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta
menjelaskannya saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan
bertengkar, Dalam komunikasi verbal bahasa memgegang peranan penting.
Beberapa
pengertian komunikasi verbal menurut para ahli, adalah sebagai berikut :
Komunikasi
verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal.
Komunikasi
verbal yaitu suatu proses komunikasi dengan menggunakan symbol atau lambang-
lambang.
Ada
beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal yaitu:
Pada
dasarnya bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi
makna. Dalam komunikasi verbal lambang bahasa yang di pergunakan adalah bahasa
verbal entah lisan, tertulis pada kertas ataupun elektronik. Bahasa suatu
bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama
lain.
Bahasa
memiliki banyak fungsi namun sekukurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat
hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif, ketiga fungsi
itu adalah :
1)
Untuk mempelajari tentang dunia
sekekliling kita melalui bahasa manusia mempelajari apa saja
yang menarik minat. Mulai dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada masa lalu
hingga apa yang diramalkan ilmu pengetahuan di masa depan
2)
Untuk membina hubungan yang baik
diantara sesama manusia. Ringkasnya, bahasa memungkin individu bergaul
dengan orang lain untuk kesenangan dan mempengaruhi pihak lain.
3)
Untuk menciptakan ikatan-ikatan
dalam kehidupan manusia.
Kata
merupakan unit lambang terkecil dari bahasa. Kata adalah lambang yang
melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau
keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri.
Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara
kata, dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.
Prinsip Komunikasi Verbal
Devito(1978)
mengemukakan ada Sembilan prinsip komunikasi verbal. Prinsip tersebut merupakan
prinsip universal yang diambil dari studi tiga orang peneliti dan ahli bahasa;
Robert Pittenger, Charles Hocket, dan John Danehy. Mereka telah menganalisis
hasil wawancara para psikiatris dengan pasiennya mereka menganalisis setiap
kata, ungkapan, kalimat uang diucapkan selang waktu antara kata yang satu
dengan yang lainnya. Hasil penemuan mereka dirumuskan sebagai berikut :
1)
Rujukan Yang Tetap ( Imanent Reference)
Leornad Bloomfield maupun Charles
Hockett (dalam De Vito, 1978) mengungkapkan pada hakikatnya manusia menggunakan
bahasa sebagai suatu kerangka rujukan tetap untuk membuktikan kepada orang
bahwa ia bisa melakukan percakapan timbal balik. Kerangka rujukan balik itu
selalu menempatkan bahasa untuk menggagas tema pembicaraan yang abstrak maupun
konkret, masa lalu / kini/ yang akan datang. Keduanya
mengemukakan bahwa manusia dapat berbicara tentang ap yang tidak disini namun
ada disana. Apa yang terjadi kemarin namun tidak duilihat oleh orang lain,
bahkan mungkin tentang apa yang akan terjadi besok inilah bentuk verbalisasi
manusia. Semua verbalisasi itu merujuk secara tetap pada suatu waktu konteks
khusus yang berhubungan dengan seorang pembicara dan pendengar. Leornad dan
Charless mengatakan untuk memahami interaksi verbal maka anda cukup menjawab
pertanyaan- pertanyaan; untuk apa komunikasi mengutamakan komunikasi?, Untuk
apa komunikasi memperhatikan pembicaranya?, dengan cara apa suatu pembicara
memberikan komentar terhada pendengarnya?.
Semua verbalisasi umumnya
mempunyai syarat yang diarahkan untuk memenuhi tujuan tertentu. Pada waktu
seseorang mengucapkan suatu kata maka terkadang pula apa yang dimaksudkannya.
Demikian juga, kalau ia berdiam diri, maka ia pun mempunyai maksud
tertentu. Kata menurut Watzlawick, Jackson, Beavin, digunakan
untuk mengomunikasikan sesuatu. Jika orang yang diam pun memiliki arti apalagi
jika orang itu berbicara, benar ungkapan ketiganya, ‘’manusia tidak bisa
menghindari komunikasi’’. Verbalisasi, meskipun memiliki
keterbatasan-keterbatasan karena adanya keteraturan (ini yang membedakannya
dengan nonverbal) namun verbalisasi mempunyai ketentuan-ketentuan yang telah
disepakati bersama.
3)
Keadaan Yang Berulang (recurrence)
Kitapun melihat dalam komunikasi
antarpribadi ada sesuatu yang ditunjukan orang itu pada kita, orang lain dapat
menunujukan bebrapa hal, misalnya tentang keadaannya sepanjang suatu waktu
serta reaksi pribadi apa yang ia sukai atau yang ia tidak sukai, apa yang
diingkinkan dan dibiutuhkan untuk dipenuhi. Semua itu dapat dilukiskan secara
verbal dan berulang kali. Berbagai pernyataan dalam bentuk kata;kat secara
tetap dapat diucapkan dari waktu ke waktu dan berulang-ulang mengiri perilaku
non verbal.
4)
Perbedaan Prinsip Kerja Dan Alternatif Kelayakan
Untuk setiap tanda bgi suatu pesan (
ketika orang berkomunikasi) perlu di perhatikan dua syarat; (1) seorang
penerima harus mengetahui dengan pasti jenis maupun bentuk tanda yang telah
dikomunikasikan; (2) penerima pun sebaiknya mengakui dn memahami tanda yang
telah diterimanya.
5)
Tanda Dan Gangguan Itu Relatif
Apa yang dimaksudkan dengan tanda dan
gangguan dalam komunikasi nampaknya telah dijelaskan dalam kepustakaan lain.
Tentang dua hal itu memang batasnya sangat relatif. Anda sedang berbicara
dengan seorang kawan yang sedang batuk pilek. Mungkin sekali setiap tanda
bahasa yang diucakannya kurang memuaskanmu. Ia terus berbicara sambil
batuk-batuk. Pesan yang diberikannya disertai dengan gangguan itu mengandung
pesan tertentu. Seandainya ia memeriksakan diri ke dokter maka dokter akan
senang mendengarkannya. Bagi seorang dokter batuk merupakan suatu tanda yang
menyenangkan sehingga ia bisa memberikan resep yang tepat, bagi dokter batuk
adalah tanda ( bukan gangguan) yang menunjukan ciri – ciri suatu penyakit.
Dua kondisi tersebut berbeda jika kita menghadapi seorang yang gagap. Kitapun
harus memperhatikan setiap tanda dan gangguan dari mulut orang itu. Apa yang
menjadi tanda bagi seorang dalam konteks interaksi antarpribadi bisa menjadi
gangguan dalam konteks yang lain.
6)
Peneguhan / Pengemasan
Dalam sebagian besar kasus interaksi
esan ditransmisikan secara simultan melalui sejumlah saluran yang berbeda.
Sering kali disaat kita sedang berbicara dengan orang lain, kita mengucapkan
kata-kata dengan nada, vokal, irama dan kecepatan. ‘kata-kata’ itu terasa belum
cukup sebagai pilihan komunikasi secara verbal, masih dibutuhkan peneguhan,
engemasan agar kata-kata yang diucapkan (verbal-vokal) lebih bermakna. Apa yang
dilakukan? Kita mungkin akan memilih kata yang meiliki nilai rasa lebih keras,
lembut, menyengat dan keras atau memberikan tekanan pada pengucapannya. Hal
terakhir inilah menjadi tugas komunikasi non verbal.
Pada tahap pertama komunikasi hanya memperluas pertukaran
sistem tanda. Tanda, mewakili suatu isyarat terhadap konsep. Jika tanda mengacu
secara denotatif dan simbol pada konotetif maka setiap bahasa mempunyai
sistem pengaturan yang berbeda.
Prinsip penyesuaian ini sangat diperlukan untuk menemukan
relevansi terutama bagi dua orang yang mempunyai perbedaan dalam sistem tanda
bahasa. Misalnya orangtua dengan anak, meskipun tidak memiliki perbedaan dalam
kosa kata namun dalam banyak hal secara konvensional setiap bahasa mengatur
tatacara berkomunikasi verbal diantara mereka melalui proses penyesuaian.
8)
Memprioritaskan Interaksi
Salah satu prinsip memhami dan
menganalisis interaksi verbal ialah melihat hakekat interaksi melalui perilaku
nyata, bahkan tidak hanya sampai pada tingkat interaksi, mlah menuju ke relasi
yang bersifat transaksional. Di sini terbentuk proses mental, artinya kita akan
menaruh harapan, motivasi, terhadap orang lain. Hanya dengan kata-kata saja
kita tidak mampu melihat semuanya kecuali melalui dukungan komunikasi non verbal
9)
Paham Analogi Hutan Dan Pohon
Prinsip ini merupakan suatu catatan
yang perlu diperhatikan. Prinsip – prinsip terdahulu telah memusatkan
perhatiannya pada kajian yang mikroskopik atas komunikasi atas komunikasi
verbal. Satu hal yang tidak dapat dilupakan bahwa setiap interaksi yang
dilakukan berulang-ulang hasilnya akan lebih bermutu daripada sekedar satuan
interaksi yang lepas. Paham ini dapat dianalogikan, bahwa kita tidak bisa
memahami hutan hanya karena telah mengetahui banyaknya pohon tetapi tidak mengenal
jenis-jenis pohon didalamnya.
2.2.
Pengertian
Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal seringkali disebut : Komunikasi tanpa kata (
karena tidak berkata-kata). Studi mengenai komunikasi non verbal relatif masih
baru yang berakar dari Studi Komunikasi antar budaya melalui karya Edward T.
Hall (1959) (dalam Hall 1966) : The Silent Language. Menurut
Hall, budaya menggambarkan bagaimana cara dan langkah manusia untuk memahami
dan mengoraganisir dunianya. Dunia itu terbentuk oleh sekelompok orang yang
melintasi hubungan anatara manusia dan bahkan generasi. Budayalah yang
mempengaruhi sensori manusia ketika memproses kehidupannya, proses itu bahkan
menyusup sampai kepusat sistem saraf. Budaya itu selalu memiliki dua
manifestasi, yakni manisfestasi material dan simbol-simbol yang mewarnai
bahasa, adat kebiasaan, sejarah, organisasi sosal, termasuk pengetahuan; dan
manifestasi kedua, budya diharapkan sebagai identitas kelompok.
Budaya
dinyatakan dalam gaya interaksi verbal dan nonverbal; misalnya melalui pepatah
dan ungkapan, pranata sosial, upacara, ceritera, agama, bahkan politik.
Dalam suatu kurun waktu yang lama orang
menganut paham bahwa komunikasi secara verbal itulah yang terbaik, namun
ternyata pandangan itu keliru. Mengapa? Setelah melihat perbedaan budaya
antarpribadi maka kekuatan komunikasi ternyata tidak cukup sekedar mengirimkan
atau mengalihkan pesan. Dukungan nonverbal mempunyai kemampuan untuk melengkapi
kekurangan dalam komunikasi verbal. Dalam ulasan komunikasi nonverbal akan
menekankan pada beberapa hal: (1) keheningan / diam; (2) beberapa karakteristik
komunikasi nonverbal.
Ada tiga hal yang menurut Myers (1980)
yang berkaitan dengan keheningan / diamnya seseorang yakni : (a) keheningan itu
terjadi dalam setiap komunikasi antarpribadi, (b) keheningan tidaklah
sembarang, (c) keheningan mungkin meruakan tindakan yang tepat bahkan / tidak
tepat.
2)
Karakteristik dan Fungsi Komunikasi Non Verbal
Karakteristik komunikasi non verbal adalah sebagai berikut
:
a.
Prinsip umum komunikasi antarpribadi
Prinsip umum komunikasi pribadi
adalah manusia tidak dapat menghindari komunikasi demikian pun anda tidak
mungkin tidak menggunakan pesan non verbal . Itulah prinsip pertama. Diam juga
adalah komunikasi.
b.
Pernyataan perasaan dan emosi
Bahasa verbal
biasanya mengacu pada pernyataan informasi kognitif; sedangkan non verbal
mengacu pada pertukaran perasaan, emosi, dengan orang lain dalam proses human
relations Informasi tentang Isi dan Relasi Komunikasi nonverbal selalu meliputi
Informasi tentang isi dari pesan verbal,
komunikasi
nonverbal memberi suatu tanda bahwa memerlukan penjelasan terhadap pesan
verbal. Dengan tanda yang sama untuk menjelaskan isi suatu kata, dengan tanda
yang sama dapat menunjukan keinginan mendapatkan relasi.
2.3.
Perbedaan Komunikasi Verbal dan
Komunikasi Nonverbal
Untuk
memahami dengan lebih jelas antara komunikasi verbal dan non verbal, kita dapat
melihat tabel mengenai tipe-tipe komunikasi berikut ini :
Komunikasi
|
Vokal
|
Non Vokal
|
Verbal
|
Bahasa Lisan (spoken
words)
|
Bahasa Tertulis (written
words)
|
Non verbal
|
Nada Suara (tone of
voice). desah (sighs), jeritan (screams), kualitas vokal (vocal quality)
|
Isyarat (gesture),
gerakan (movement,) penampilan (appearance), ekspresi wajah (facial expression)
|
Ada tiga perbedaan antara komunikasi
verbal dan komunikasi nonverbal, yaitu
kesengajaan pesan (the intentionality of the message), tingkat simbolisme dalam
tindakan atau pesan (the degree of symbolism in the act or message), dan
pemrosesan mekanisme (processing mechanism).
a. Kesengajaan (intentinolity)
Satu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal
adalah persepsi mengenai niat (intent). Pada umumnya niat ini menjadi lebih
penting ketika kita membicarakan lambang atau kode verbal. Michael Burgoon dan
Michael Ruffner menegaskan bahwa sebuah pesan verbal adalah komunikasi kalau
pesan tersebut 1) dikirimkan oleh sumber dengan sengaja dan 2) diterima oleh
penerima secara sengaja pula. Komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi oleh niat.
atau intent tersebut.
Persepsi sederhana mengenai niat ini oleh seorang penerima
sudah cukup dipertimbangkan menjadi komunikasi nonverbal. Sebab, komunikasi
nonverbal cenderung kurang dilakukan dengan sengaja dan kurang halus apabila
dibandingkan dengan komunikasi verbal. Selain itu, komunikasi nonverbal
mengarah pada norma-norma yang berlaku, sementara niat atau intent tidak
terdefinisikan dengan jelas.
Misalnya, norma-norma untuk penampilan fisik. Kita semua
berpakaian, namun berapa Bering kita dengan sengaja berpakaian untuk sebuah
situasi tertentu? Berapa kali seorang teman memberi komentar terhadap
penampilan kita? Persepsi receiver mengenai niat ini sudah cukup untuk memenuhi
persyaratan guna mendefinisikan komunikasi nonverbal.
b. Perbedaan perbedaan simbolik (symbolic differences)
Kadang-kadang
niat atau intent ini dapat dipahami karena beberapa dampak simbolik dari
komunikasi kita. Misalnya, memakai pakaian dengan warna atau model tertentu,
mungkin akan dipahami sebagai suatu `pesan' oleh orang lain (misalnya
berpakaian dengan warna hitam akan diberi makna sebagai ungkapan ikut berduka
cita). Komunikasi verbal dengan sifat-sifatnya merupakan sebuah bentuk
komunikasi yang diantarai (mediated form of communication). Dalam arti kita
mencoba mengambil kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu
pilihan kata.
c. Mekanisme pemrosesan (processing mechanism)
Perbedaan
ketiga antara komunikasi verbal dan nonverbal berkaitan dengan bagaimana kita
memproses informasi. Semua informasi termasuk komunikasi diproses melalui otak,
kemudian otak kita menafsirkan informasi ini lewat pikiran yang berfungsi
mengendalikan perilaku- perilaku fisiologis (refleks) dan sosiologis (perilaku
yang dipelajari dan perilaku sosial). Satu perbedaan utama dalam pemrosesan adalah
dalam tipe informasi pada setiap belahan otak. Secara tipikal, belahan otak
sebelah kiri adalah tipe informasi yang lebih tidak berkesinambungan dan
berubah-ubah, sementara belahan otak sebelah kanan, tipe informasinya Iebih
berkesinambungan dan alami (pada uraian di bawah, Malandro dan Barker juga
menjelaskan mengenai hal ini). Berdasarkan pada perbedaan tersebut, pesan-pesan
verbal dan nonverbal berbeda dalam konteks struktur pesannya. Komunikasi
nonverbal kurang terstruktur.
Aturan-aturan
yang ada ketika kita berkomunikasi secara nonverbal adalah lebih sederhana
dibanding komunikasi verbal yang mempersyaratkan aturan-aturan tata bahasa dan
sintaksis. Komunikasi nonverbal secara tipikal diekspresikan pada saat tindak
komunikasi berlangsung. Tidak seperti komunikasi verbal, bahasa nonverbal tidak
bisa mengekspresikan peristiwa komunikasi di masa lalu atau masa mendatang.
Selain itu, komunikasi nonverbal mempersyaratkan sebuah pemahaman mengenai
konteks di mana interaksi tersebut terjadi, sebaliknya komunikasi verbal justru
menciptakan konteks tersebut.
Menurut Knapp (1980) perbedaan antara komunikasi verbal
dan komunikasi nonverbal, yakni:
1)
Komunikasi verbal mempunyai ciri yang terpisah-pisah,
sedangkan ciri komunikasi nonverbal selalu berkesinambungan. Dalam komunikasi
lisan / speech communications maka pesan nonverbal dimulai dengan suara dari
mulut dan berakhir ketika suara-suara itu berhenti. Dalam komunikasi nonverbal
seseorang tidak bisa menghentikan gerakan anggota tubuh atas perintah
tanda-tanda baca. Namun dalam komunikasi verbal kita berhenti membaca atas
perintah tanda-tanda baca. Komunikasi
verbal berlangsung secara berkesinambungan seperti kata-kat tertulis di atas
kertas yang harus diucapkan karena diperintahkan tanda baca. Komunikasi
nonverbal dimulai di saat dua orang secara fisik hadir satu dengan yang
lainnya secara sadar dan terus melibatkan peran secara bersama-sama.
2)
Komunikasi verbal merupakan komunikasi bersaluran tunggal
sedangkan nonverbal bersaluran banyak. Simbol-simbol verbal seperti kata-kata
diterima dalam suatu rentang waktu yang berururt-urutan.
3) Komunikasi verbal selalu berada dibawah pengawasan setiap manusia secara
sadar maupun sukarela, sedangkan komunikasi nonverbal tidak dapat diawasi
dengan baik apalagi sempurna. Kita selalu berpikir atau merencanakan apa yang
hendak dikatakan. Gagasan pikiran dan perasaan itu dalam komunikasi verbal
disusun dengan tatacara pembahasan tertentu, itulah komunikasi verbal. Hal
demikian tidak dapat dilakukan dalam komunikasi nonverbal. Sebagian besar
komunikasi nonverbal manusia bereaksi secara otomatis pada setiap situasi.
Dalam hal seperti merasa malu maka wajah dengan spontan menjadi merah, ketika
terperanjat sebagian kita menjadi pucat atau berkeringat, atau karena gembira
wajah menjadi berseri-seri. Pesan komunikasi nonverbal tidak dapat dibuat-buat
(kecuali dalam drama) sehingga segera ketahuan jika pesan-pesan nonverbal
menjadi semu dan tidak ada artinya sama sekali jika pesannya dibuat-buat.
2.4.
Fungsi Komunikasi Verbal dan
Komunikasi Nonverbal
Meskipun komunikasi verbal dan
nonverbal memiliki perbedaan-perbedaan, namun keduanya dibutuhkan untuk
berlangsungnya tindak komunikasi yang efektif. Fungsi dari lambang-lambang
verbal maupun nonverbal adalah untuk memproduksi makna yang komunikatif
Pesan-pesan nonverbal juga berfungsi
untuk mengkontradiksikan atau menegaskan pesan verbal seperti dalam
sarkasme atau sindirian-sindiran tajam. Kadang-kadang, komunikasi nonverbal
mengganti pesan verbal. Misalnya, kita tidak perlu secara verbal menyatakan
kata "menang", namun cukup hanya mengacungkan dua jari kita membentuk
huruf `V' (victory) yang bermakna kemenangan. Artinya makna yang kita katakan
diganti dengan simbol-simbol yang dapat diterjemahkan oleh orang yang
melihatnya dan mempunyai persepsi yang sama antara yang memberi simbol dan yang
menerima simbol.
Secara historis, kode nonverbal sebagai
suatu multi saluran akan mengubah pesan verbal melalui lima fungsi:
pengulangan (repetition), berlawanan (contradiction), pengganti (substitution),
pengaturan (regulation), penekanan (accentuation) dan pelengkap
(complementation). Pada tahun 1965, Paul Ekman menjelaskan bahwa pesan
nonverbal akan mengulang atau meneguhkan pesan verbal. Misalnya dalam suatu
lelang, kita mengacungkan satu jari untuk menunjukkan jumlah tawaran yang kita
minta, sementara secara verbal kila mengatakan "satu'.
1) Fungsi
Komunikasi Nonverbal
Pesan nonverbal
mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai
komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya memberikan
informasi tambahan yang memeperjelas maksud dan makna pesan.Fungsi lain
dari komunikasi nonverbal adalah mengatur pesan verbal. Pesan-pesan nonverbal
berfungsi untuk mengendalikan sebuah interaksi dalam suatu cara yang sesuai dan
halus. Dan akhirnya
fungsi komunikasi nonverbal adalah pelengkap pesan verbal dengan mengubah pesan
verbal.
Mark L. Knapp
(dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan
dengan pesan verbal:
1.
Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah
disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya
menggelengkan kepala.
2. Substitusi,
yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita
berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
3. Kontradiksi,
menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal.
Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata
”Hebat, kau memang hebat.”
4. Komplemen,
yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda
menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
5. Aksentuasi,
yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda
mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.
Dalam susatu
peristiwa komunikasi, ada perilaku nonverbal yang digunakan secara bersama sama
dengan bahasa verbal. Contohnya :
a. Perilaku nonverbal memberi aksen atau penekanan pada pesan verbal misalnya
menyatakan terimakasih dengan senyum.
b. Perilaku nonverbal sebagai pengulangan dari bahasa verbal. Misalnya
menyatakan arah tempat dengan menjelaskan "Perpustakaan Universitas
Terbuka terletak di belakang gedung ini", kemudian mengulang pesan yang
sama dengan menunjuk arahnya.
c. Tindak komunikasi nonverbal melengkapi pernyataan verbal, misalnya mengatakan maaf
pada teman karena tidak dapat meminjamkan uang dan agar lebih percaya,
pernyataan itu ditambah lagi dengan ekspresi muka sungguh-sungguh atau
memperlihatkan saku atau dompet yang kosong.
Perilaku nonverbal sebagai pengganti dari komunikasi verbal. misalnya
menyatakan rasa haru tidak dengan kata-kata, melainkan dengan mata yang
berlinang-linang
Dalam perkembangannya sekarang ini,
fungsi komunikasi nonverbal dipandang sebagai pesan-pesan yang holistik, lebih
dari pada sebagai sebuah fungsi pemrosesan informasi yang sederhana.
Fungsi-fungsi holistik mencakup identifikasi, pembentukan dan manajemen kesan,
muslihat, emosi dan struktur percakapan. Karenanya, komunikasi nonverbal
terutama berfungsi mengendalikan (controlling), dalam arti kita berusaha supaya
orang lain dapat melakukan apa yang kita perintahkan. Hickson dan Stacks
menegaskan bahwa fungsi-fungsi holistik tersebut dapat diturunkan dalam 8
fungsi, yaitu pengendalian terhadap percakapan, kontrol terhadap perilaku orang
lain, ketertarikan atau kesenangan, penolakan atau ketidaksenangan,
peragaan informasi kognitif, peragaan informasi afektif, penipuan diri
(self-deception) dan muslihat terhadap orang lain.
Komunikasi nonverbal digunakan untuk
memastikan bahwa makna yang sebenarnya dari pesan-pesan verbal dapat dimengerti
atau bahkan tidak dapat dipahami. Keduanya, komunikasi verbal dan nonverbal,
kurang dapat beroperasi secara terpisah, satu sama lain saling membutuhkan guna
mencapai komunikasi yang efekti
2) Fungsi
Komunikasi Verbal
Fungsi komunikasi verbal mengatur pesan
verbal yang pemakaiannya menggunakan Bahasa.
Bahasa didefinisikan Seperangkat kata
yang telah disusun secara berstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat yang
mengandung arti.
Bahasa memiliki banyak fungsi, fungsi
yang erat untuk menciptakan komunikasi yang efektif,
fungsinya yaitu :
a.
Untuk mengartikulasikan apa yang dipikirkan dan dirasakan manusia.
b.
Untuk membina hubungan yang baik diantara sesama manusia.
c.
Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita.
d. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam
kehidupan manusia
Adapun secara garis besar fungsi komunikasi Verbal ada dua fungsi terhadap masyarakat dan fungsi terhadap individu.
Menurut Lasswell dan Wright ada empat
fungsi sosial yaitu:
Ø Korelasi antara bagian masyarakat terhadap lingkungannya.
Sedangkan fungsi
terhadap individu ada tujuh, yaitu:
1. pengawasan terhadap
pencarian informasi
2. mengembangkan
konsep diri
3. fasilitas dalam
hubungan sosial
4. membantu melegakan
emosi
5. pelarian dari
ketegangan dan keterasingan
6. subtitusi dalam
hubungan sosial
7. sebagai bagian dari
kehidupan rutin atau ritualisai
Berdasarkan uraian sebelumnya, penyusun
dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang
bersifat metakomunikatif yang sangat penting dalam komunikasi manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan pernah lepas dari komunikasi
nonverbal dan secara tidak sadar komunikasi nonverbal itu mempertegas dari
komunikasi verbal manusia.
2.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan
bahasa dan kata-kata sebagai produk utamanya. Manusia akan sangat sulit
menyampaikan prasaan dan keinginannya jika tidak menggunakan bahasa yang dapat
dimengerti oleh orang lain.
3.
Jadi baik komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal
sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia dan fungsi keduanya sangat erat
hubungannya. Jadi tidak mungkin jika manusia hanya mengandalkan komunikasi
verbal tanpa bantuan komunikasi nonverbal.
B. Saran
Sesuai dengan
kesimpulan diatas penyusun menyarankan kita sebagai manusia khusunya sebagai
mahasiswa harus bisa memaksimalkan potensi kita dalam berkomunikasi terutama
dalam komunikasi verbal dan nonverbal. Karena kita sebagai mahasiswa harus bisa mempertegas apa yang kita sampaikan kepada
komunikan dengan cara KOMUNIKASI NONVERBAL supaya dapat dimengerti dengan baik
dan tanpa kesalahan dalam penyampaiannya. Kita juga harus bisa mengolah bahasa
dalam menyampaikan maksud dan tujuan kita maka KOMUNIKASI VERBAL sangat
mempengaruhi kualitas komunikasi kita.